Seorang Guru Sufi ditanya tentang 2 keadaan manusia:
1. Manusia yang rajin sekali ibadahnya, namun sombong, angkuh dan selalu merasa suci.
2. Manusia yang sangat jarang ibadah, namun akhlaknya begitu mulia, rendah hati, santun, lembut dan cinta dgn sesama.
Lalu Sang Guru Sufi menjawab:
Kedua2nya baik;
@ Boleh jadi suatu saat si ahli ibadah yang sombong menemukan kesedaran tentang akhlaknya yang buruk dan dia bertaubat lalu ia akan menjadi peribadi yang baik lahir dan batinnya.
@ Dan yang kedua bisa jadi sebab kebaikan hati-nya, Allah akan menurunkan hidayah lalu ia menjadi ahli ibadah yang juga memiliki kebaikan lahir dan batin.
Kemudian orang tersebut bertanya lagi, lalu siapa yang tidak baik kalau begitu...???
Sang Guru Sufi menjawab:
"Yang tidak baik adalah kita, orang ketiga yang selalu mampu menilai orang lain, namun lalai dari menilai diri sendiri".
وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِن شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِن بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan sekiranya segala pohon yang ada di bumi menjadi pena, dan segala lautan (menjadi tinta), dengan dibantu kepadanya tujuh lautan lagi sesudah itu, nescaya tidak akan habis Kalimah-kalimah Allah itu ditulis. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.
(Ayat 27:Surah Luqman)
Kedua2 dalil ini memberi maksud bhw kecilnya apa yg diberi kpd kita di dunia ini samada ilmu mahupun harta dunia. Oleh itu, insaflah kita bhw apa yg Allah kurniakan pd kita tidak wajar utk kita menyombong diri. Jadilah resam pokok padi yg semakin berisi semakin menunduk ke bumi.
Sumber : Hamba Allah
No comments:
Post a Comment