Search This Blog

Tazkirah: Hati & Ujian

Bila ujian Allah datang, hati manakah yang tunduk khusyu' mengingatiNya...
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ  ٱللَّهِ  ٱلرَّحْمَـنِ  ٱلرَّحِيم
Bila ujian Allah datang, hati manakah yang tunduk khusyu' mengingatiNya...
Di waktu malam dan siang...
إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّىٰ إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya kerana air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.
(Yunus : 24)
Di waktu malam ketika nyenyak tidur...
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَىٰ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?
Di waktu dhuha ketika sedang leka bermain...
أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَىٰ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ
Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?
(Al-A'raaf : 97-98)
Masa untuk melihat diri sendiri...
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّـهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.
(Al-Hadid : 16)
Menumpukan perhatian terhadap pengabdian diri kepada Allah SWT
Daripada Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:
"Allah SWT berfirman: 'Wahai anak Adam! Luangkanlah dirimu untuk beribadat; nescaya Aku akan penuhkan dadamu dengan kecukupan dan Aku menutup kefakiran kamu. Jika kamu tidak melakukannya, nescaya Aku membuatkan diri kamu sentiasa dalam keresahan dan Aku tidak menutup kefakiran kamu".
(Hadith Riwayat At-Tirmidzi)
Perhatian dan ketetapan daripada Allah SWT
Daripada Ibn Abbas RA, Nabi SAW bersabda:
"Wahai anak, aku ingin ajarkan kepada engkau beberapa kalimah; Peliharalah hak-hak Allah, nescaya akan mendapati-Nya di mana sahaja kamu berada. Apabila kamu ingin meminta, bermohonlah kepada Allah. Apabila kamu inginkan pertolongan, mohonlah pertolongan daripada Allah. Dan ketahuilah, sekiranya seluruh umat berhimpun untuk memberikan suatu manfaat kepada engkau, mereka tidak akan dapat berbuat demikian sedikit pun melainkan dengan suatu yang telah Allah tetapkan kepada kamu; sekiranya mereka berhimpun untuk memudaratkan kamu, mereka tidak akan dapat berbuat demikian sedikit pun melainkan dengan suatu yang telah Allah tetapkan ke atas kamu. Telah pun diangkat dan segala pena dan telah keringlah segala buku (segalanya telah ditetapkan oleh takdir dan ditulis di Luh Mahfuz)".
(Hadith Riwayat At-Tirmidzi & Ahmad)
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّـهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ ﴿٣٢﴾
Kemudian kami jadikan Al-Quran itu diwarisi oleh orang-orang yang Kami pilih dari kalangan hamba-hamba Kami, maka di antara mereka ada yang berlaku zalim kepada dirinya sendiri (dengan tidak mengindahkan ajaran Al-Quran) dan di antaranya ada yang bersikap  sederhana dan di antaranya pula ada yang mendahului (orang lain) dalam berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu ialah limpah kurnia yang besar (dari Allah semata-mata).
(Faathir: 32)
Golongan yang mendapat naungan Allah...
Daripada Abu Hurairah RA, Nabi  SAW bersabda:
"Tujuh golongan, Allah akan menaungi mereka pada hari yang tiada naungan melainkan naungan-Nya; Imam yang adil, pemuda yang membesar dengan beribadat kepada Allah, insan yang hatinya terpaut kepada masjid, dua insan yang berkasih sayang kerana Allah, insan yang diajak (digoda) oleh wanita yang berpangkat dan cantik lalu ia berkata: 'Sesungguhnya aku takutkan Allah', insan yang bersedekah dengan cara yang tersembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dibelanjakan oleh tangan kanannya, insan mengingati Allah secara bersunyian lalu ia berlinangan air matanya".
(Hadith Riwayat Al-Bukhari & Muslim)